Selasa, 13 Mei 2014

Ulang Tahun Bukanlah Ajaran Islam


Ulang Tahun Bukanlah Ajaran Islam.Ulang tahun adalah hari kelahiran seseorang, menandai hari dimulainya kehidupan di dunia. Perayaan ulang tahun di jaman sekarang biasa dilakukan dengan mengadakan pesta atau syukuran.
Pemberian hadiah juga kerap dilakukan, yang merupakan lambang atau tanda ucapan selamat yang ditujukan untuk orang yang berulang tahun. Ulang tahun atau yang biasa disebut milad dalam bahasa arab pertama kali dimulai di Eropa.
Peryaan ultah pada waktu itu dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang akan datang pada orang yang berulang tahun dan para tamu undangan seperti teman atau keluarga berdoa untuk mengusir roh jahat tersebut. Memberikan kado juga dipercaya dapat mengusir roh jahat tersebut. Merayakan ulang tahun sudah dilakukan sejak dulu.
Orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun merupakan salah satunya.
Pada saat agama nasrani lahir, ulang tahun dijadikan kebudayaan orang nasrani. Selebihnya tentang sejarah ulang tahun atau sejarah perayaan-perayaan lainnya, teman-teman bisa kaji di buku Parasit Akidah karangan ust. A.D. El Marzdedeq

Banyak simbol-simbol yang diasosiasikan atau berhubungan dengan ulang tahun sejak ratusan tahun lalu contohnya kue. Salah satu cerita mengatakan, dahulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue.
Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan. Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka.
Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan”.
Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga.
Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan.
Jadi dengan memakan “Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan dan dengan meniup lilin-lilin yang ada diatas kue dalam satu tiupan dipercaya akan membawa nasib baik. Pada pesta ulang tahun biasanya ada yang mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun sebagai pertanda bahwa orang yang diundang tidak bisa datang.
Tradisi mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun ini pertama kali dimulai di Inggris sekitar 100 tahun yang lalu. Dan pesta ulang tahun anak-anak pertama kali dimulai di Jerman yang diberi nama “kinderfeste”.

Ada dua hal tentang perayaan ulang tahun ini, yang menjerumus kepada hal ibadah atau adat istiadat. Jika hal itu dimaksudkan tentang ibadah maka jelas itu adalah perbuatan bid’ah.
“…Hendaklah kamu berhati – hati terhadap perkara yang diada – adakan, karena setiap yang diada – adakan itu bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat”. (HR. Ahmad)
“..Sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah kitab Allah, dan sebaik – baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad, sejelek – jeleknya urusan adalah perbuatan bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat”. (HR Muslim)
..dan yang sesat itu tempatnya di neraka.
Tapi jika dimaksudkan dengan Adat Istiadat saja, hal itu mengandung dua sisi larangan.
Yang pertama, menjadikan sebagai salah satu hari raya. Tindakan ini berarti suatu kelancangan terhadap Allah dan Rasulnya, dimana kita mentapkan sebagai ‘Ied (Hari Raya) dalam islam, padahal Allah dan Rasulnya tidak pernah menjadikannya sebagai hari raya. Perayaan dalam islam terbagi menjadi 3, yang pertama Iedul Fitri yang kedua Iedul Adha dan yang terakhir setiap hari jum’at.
Yang kedua, mengandung usur tasyabbuh (meniru niru). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ulang tahun ini selalu dirayakan oleh umat nasrani. Mereka melakukannya dengan cara tiup lilin dan potong kue sambil bernyanyi diiringi tepuk tangan bahkan sambil joget-joget.
Masih maukah kita merayakan ulang tahun anak-anak kita dengan besar-besaran? meniup lilin dan bertukar kado?padahal perayaan itu merupakan tradisi orang non-muslim/kafir?
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
(HR. Ahmad & Abu Daud)
Masih maukah kita membiarkan anak-anak kita meniup lilin diatas kue ulangtahun dan menyuruhnya "make a wish" ? padahal yang demikian berarti kita sedang mengajarkannya dekat dengan syirik? na'udzubillah...
Firman Allah SWT:
ذَلِكَوَمَنيُعَظِّمْحُرُمَاتِاللَّهِفَهُوَخَيْرٌلَّهُ عِندَرَبِّهِوَأُحِلَّتْلَكُمُالْأَنْعَامُإِلَّا مَايُتْلَىعَلَيْكُمْفَاجْتَنِبُواالرِّجْسَمِنَالْأَوْثَانِوَاجْتَنِبُواقَوْلَالزُّورِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, kecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta, (QS. 22:30)
Masih maukah kita merayakan ulang tahun anak kita, karena yang demikian dekat dengan bermewah-mewah, perilaku mubadzir (sia-sia), dan tiada manfaatnya?
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُم بِهِ كَافِرُونَ
“Dan, Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’." (QS Saba’ [34]: 34).
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka, sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS Al-Isra’ [17]: 16).
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Miqdad bin Ma’di Karib berkata,”Saya mendengar Rasulullah saw bersabda,’Tidaklah ada tempat penampungan dalam tubuh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya yang menampung berbagai makanan sehingga menegakkan tulang punggungnya. Maka jadikanlah sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi)
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf : 31)
Komentar saya
Teman-teman sekarang sudah tahu kan sejarah dan hukumnya merayakan (dengan segala bentuknya) ulang tahun? Nah sekarang bagaimana pendapat teman-teman sekalian? Mudah-mudahan teman-teman bisa meninggalkannya. Berat memang, karena perayaan ulang tahun sudah mengakar budaya di kalangan umat islam. Tidak hanya orang awam, bahkan pengurus masjid, aktifis dakwah, para orang tua yang belajar ilmu agama menjadikan spesial hari ulang tahun mereka, teman-teman mereka, orangtua mereka, dan anak-anak mereka. Mungkin mereka belum tahu ilmunya, semoga Allah membimbing kita semua dan semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat.
Lalu bagaimana solusinya jika ada sahabat kita yang ulang tahun? Ya, saya mengerti pasti ada rasa tak enak jika sahabat kita berulang tahun dan kita tidak mau memberikan kado atau paling tidak mengucapkan selamat ulang tahun atau mendoakannya. Tapi percayalah, jika kita jelaskan secara baik-baik dan perlahan lahan mereka akan mengerti. Masih ingat kan, dulu rosulullah SAW tidak langsung mengharamkan Minuman Keras karena pada saat itu minuman keras telah mengakar budaya di masyarakat arab jahiliyah. Nah begitupun dengan ulang tahun, telah mengakar budaya , kita pelan-pelan menjelaskan kepada mereka dan untuk menyenangkan hati mereka kita bisa memberi kado di hari yang lain (dengan niat menyenangkan hati sahabat) bukan pada hari ulang tahunnya.
Lalu bagaimana jika kita yang berulang tahun? Ya teman-teman gak usah merayakannya, misalnya dengan upacara tiup lilin, potong kue dan sebagainya. Kalau acaranya syukuran, misalnya dengan mentraktir teman atau mengundang anak yatim bagaimana? Ya tetap saja ga boleh lah, masa dicampur-campur yang hak dengan yang batil . Gini saja biar teman-teman bisa mentarktir temannya atau mengundang anak yatim, teman-teman bisa geser harinya sebulan setelahnya tetapi awas niatnya jangan untuk ‘merayakan’ ulang tahun ya, cukup untuk berbagi saja.
Teman-teman juga gak boleh menganggap special tanggal lahir, misalnya dengan berdoa di hari ulang tahun (istilah kerennya make a wish :p). Bukan apa-apa teman, takutnya kita masuk kedalam area bid’ah.. tau kan bid’ah? Bid’ah itu perkara (khususnya ibadah) yang tidak ada tuntunannya dari rosulullah SAW. Dan tahu kan balasan bagi ahli bid’ah? Neraka, naudzubillah summa naudzubillah. Loh, ko nyambung ke bid’ah sih berdoa kan boleh-boleh saja? Iya sih doa itu ibadah yang bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dengan redaksi apa saja terserah kita. Namun jika doa yang dengan sengaja dikhususkan dilakukan pada momen-momen tertentu (apalagi yang jelas-jelas perayaan agama lain) maka menjadi terlarang. Jadi selain redaksinya harus tepat, waktu dan tempatnya pun harus benar. Lalu mensiasatinya bagaimana? Tidak usah disiasati , karena sudah selayaknya kita bersyukur dan berdoa itu setiap hari, minimal dalam sholat-sholat kita .
Lalu bagaimana jika hari ulang tahun kita dirayakan oleh teman atau kita diberi ucapan selamat dan didoakan? kondisi seperti ini pasti membuat kita serba salah dan tidak enak, jika kita tidak lagi merayakan ulang tahun. Tapi tetap kita menanggapinya dengan lembut dan perlahan-lahan memberikan penjelasan kepada mereka. Jika hari ulang tahun kita dirayakan maka kita ucapkan terimakasih, jika diberi ucapan selamat dan didoakan maka kita doakan balik mereka lalu diam, tidak usah dibesar-besarkan. Tapi tetap kita beri penjelasan kepada mereka dengan cara baik-baik sebagai tanggung jawab amar ma’ruf kita, atau jika belum bisa lebih baik diam dan doakan mereka.
Bedakah milad dengan ulang tahun? Sama saja milad/maulid kan hanya bahasa arab, artinya ya sama ulang tahun juga. Tidak berarti dengan diubahnya nama ulang tahun menjadi milad lalu menjadi islami, no way. Kita ibaratkan begini saja yah, babi itu haram tapi apa kalau namanya jadi pig menjadi tidak haram?
Mungkin itu komentar saya tentang ulang tahun.. semoga tulisan ini bermanfaat. Jika setuju Alhamdulillah semoga Allah menguatkan aqidah kita, karena biarpun kelihatannya sepele ini sudah masuk masalah aqidah loh. Jika tidak setuju silakan saja tapi teman-teman harus mencari alasan yang kuat untuk tetap merayakan ulang tahun . Jika kita sudah tahu mana kebaikan dan mana keburukan, lebih baik mengerjakan kebaikan semampu kita dan menjauhi keburukan sekuat tenaga kita.
Jadi, jika teman-teman kebetulan kenal saya kemudian saya tidak mengucapkan selamat ulang tahun/milad/birthday ketika teman-teman ulang tahun, maka itu bukan saya tak peduli namun semata-mata karena saya sayang kalian, serius .
sumber:
http://uniqpost.com/20274/sejarah-perayaan-ulang-tahun/
http://khabarislam.wordpress.com
http://adiyasan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar