Budidaya lele
2. Usaha Pembesaran/Lele konsumsi
Sebelum melakukan usaha Budidaya Lele, perlu diperhatikan beberapa langkah/tindakan yang mungkin belum pernah dijelaskan oleh pengarang/penerbit buku maupun ditempat-tempat pelatihan Lele, dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya lele, baik usaha skala kecil maupun skala besar.
Langkah/tindakan berikut ini adalah dimaksudkan selain keberhasilan secara maksimal namun dapat juga menekan biaya produksi yang cukup besar khususnya untuk usaha pembenihan.
Panduan yang dijelaskan dibawah ini adalah, uraian secara lengkap dengan kata lain dijelaskan dari A sampai Z atau urutan dari mulai persiapan awal, pemijahan, perawatan benih, perawatan induk, pemberian pakan, penyortiran sampai dengan panen benih/bibit ataupun panen lele pedaging/konsumsi. Selain itu disini dijelaskan pula secara singkat pengenalan beberapa jenis penyakit pada lele dan bagaimana cara penanganannya serta beberapa hewan dan tanaman yg menjadi penghambat bagi usaha budidaya lele.
Kami tidak menyarankan Pemijahan dengan cara lainnya selain pemijahan cara alami karena, pemijahan cara alami jauh lebih murah, mudah dan benih tidak terkontaminasi.
Adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut :
3. PRODUKSI KEONG MAS
Siapkan/buat kolam panjang 3 meter lebar 2 meter untuk memproduksi keong mas sebagai makanan tambahan bagi induk lele, dengan kedalaman kolam 1,5 meter dan diisi air setinggi 70 cm lalu masukan keong mas sebanyak 20 kg dan diberi pakan berupa daun talas, daun singkong (ketela batang), daun papaya, daun ubi (ketela rambat), daun dan batang pisang atau bangkai ikan. Jangan dipanen dahulu keong mas tersebut bila, belum terlihat 4 kali lipat banyak nya, biasanya akan sebanyak itu bila telah 1 bulan lamanya dipelihara.
Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian dibawah 300 meter dari permukaan laut (dpl), ketinggian permukaan air kolam minimal 30 cm. Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian 300 s/d 500 meter (dpl), ketinggian permukaan air kolam maksimal 25 cm. Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian diatas 500 meter dpl, ketinggian permukaan air kolam 15-20 cm.
Jangan memberi cairan herbal atau sejenisnya kedalam kolam, karena cairan herbal menyebabkan cepat tumbuhnya cacing plankton yang berakibat akan mengganggu pertumbuhan bahkan dapat membunuh benih/anak lele yang baru menetas. Cairan herbal dapat diberikan setelah benih lele berumur 7 hari,sehingga apabila tumbuh cacing plankton akan menjadi makanan tambahan bagi benih/anak lele.
Disini adalah masa kritis antara 4-5hari bagi benih berhasil atau tidaknya dipanen dikemudian hari, Anda harus rajin setiap antara jam 7-8 pagi untuk mengontrol permukaan air kolam kalau-kalau ada induk ucrit yang bertelur, bila terlihat telurnya mengambang segera diangkat/serok agar tidak menetas.
10. PENGANGKATAN KAKABAN
Setelah 4 hari telur menetas angkat kakaban antara jam 7-8 pagi, dengan maksud agar tidak dihinggapi oleh sejenis kumbang yang biasa bertelur diatas kakaban dan bila telur nya menetas akan menjadi “UCRIT” yaitu, binatang/hama yang biasa memakan/membunuh anak Lele yang berumur antara 1 – 7 hari. Telur Ucrit bila mengambang diatas air nampak seperti bintik-bintik hitam, apabila diangkat dari permukaan air nampak seperti jeli. Selain “Ucrit” ada satu jenis hama lagi yang tidak kalah dahsyat nya membunuh benih/anak lele yaitu “Kini-kini”, kini-kini adalah telur Capung yang menetas dikolam penetasan benih/anak lele sebelum ber-metamorfosa menjadi Capung. Selanjunya apabila mengangkat kakaban lebih dari 4 hari akan mengalami kendala, karena biasa nya anak Lele setelah berumur lebih dari 4 hari akan bermain didalam atau diatas kakaban, sehingga apabila diangkat akan banyak anak Lele yang ikut terangkat. Setelah kakaban diangkat masukan daun pisang kedalam kolam berikut pelepahnya sebanyak 2-3 tangkai dengan cara terbalik menyimpan daun pisang nya sebagai pengganti kakaban karena, anak Lele yang masih berumur antara 4-10 hari masih memerlukan tempat berteduh. Apabila pembudidaya memiliki modal yang cukup, sebaiknya diatas kolam pemijahan ditutup dengan jaring dengan ukuran lubang jaring 2 mm.
Apabila dirasakan sulit membuat media cacing sutera karena kendala tidak cukup lahan atau mengalami kendala karena pada waktu tertentu seperti musim hujan sulit memperoleh cacing sutera, maka benih dapat langsung diberikan pakan pellet bubuk (powder) dari semenjak hari ke 4 sampai dengan hari ke 15, seperti pada point 12 berikut ini.
12. PAKAN PELET BUBUK (POWDER)
Pada hari ke 13 sampai dengan hari ke 15, bibit/anak lele diberi pakan pelet bubuk (Powder) dengan cara, seduh dan aduk secara merata pelet bubuk dengan air hangat secukup nya jangan sampai terlalu encer, kemudian buat/bentuk pelet tersebut bulat-bulat sebesar kelereng setelah itu masukan ke kolam benih/anak lele pada tempat-tempat dimana benih/anak lele biasa berkumpul. Untuk kolam berukuran 2 meter x 5 meter atau 3 meter x 4 meter cukup diberikan sebanyak 12 butir saja. Pakan tersebut perlu dibuat seperti tersebut diatas, karena benih/anak lele pada umur tersebut masih beraktifitas/mencari makan didasar kolam. Jangan memberi pakan terlalu banyak karena apabila dalam waktu 12 jam pakan tersebut tidak habis, akan menjadi amoniak yang menyebabkan air kolam menjadi bau dan dapat menghambat pertumbuhan benih/anak lele. Apabila hal tersebut terjadi maka langkah yang harus dilakukan adalah, keluarkan air dasar kolam sampai sisa 5 cm kemudian isi lagi dengan air jernih setinggi 20 cm. Pemberian pakan tersebut cukup satu hari satu kali kira-kira jam 8 – 9 pagi.
13. PAKAN UKURAN CRUMBLE
Setelah selama 3 hari yaitu, dari hari ke 13 sampai dengan hari ke 15 diberi pakan seperti uraian diatas, pada hari ke 16 sampai dengan hari ke 20 benih/anak lele diberi pakan pelet bubuk namun lebih besar ukuranya (Crumble) dengan cara, taburi sedikit demi sedikit (menggunakan jari telunjuk,jari tengah dan ibu jari lengan) pellet bubuk (Crumble) tersebut pada permukaan air secara merata dan jangan berlebihan.
Pemberian pakan pelet bubuk (Crumble) pada awal pemberian sebaiknya dilakukan pada malam hari karena, benih/anak lele baru memulai aktifitasnya dipermukaan air ketika memasuki usia antara 10 – 12 hari, sehingga apabila diberi pakan pada malam hari akan langsung merespon/memakan pakan bubuk (Crumble) tersebut.
14. CAMPURAN CRUMBLE DAN PELET 2:1
Pada hari ke 21 sampai dengan hari ke 25, benih/anak lele diberi pakan campuran antara pakan bubuk (Crumble) dengan pakan pellet FF.999 atau PF.1000. Perbandingan campuran pakan bubuk (Crumble) dengan Pelet adalah, 2 bagian pakan bubuk (Crumble) dan 1 bagian pakan pelet FF.999 atau PF.1000. (2:1).
15. SORTIR KE. 1
Hari ke 26 adalah sortir pertama yang bertujuan untuk memisahkan ataupun mendapatkan ukuran yang sama benih/anak lele dalam satu kolam. Waktu penyortiran yang baik adalah pada pukul 7-8 pagi hari. Dalam sortir pertama benih/anak lele memiliki ukuran beragam dari mulai ukuran lebih kecil dari 2-3 3-5 sampai dengan 4-6. Sebelum melakukan penyortiran, ada beberapa langkah atau perlu dipersiapkan yaitu, Surutkan air kolam sampai dengan sisa air didalam kolam 5 cm lalu siapkan baskom/drum plastic sebanyak yang diperlukan dan telah diisi air bersih berikut baskom sortir ukuran 4-6 dan serokan. Setelah air didalam kolam surut, serok bibit/anak lele dan jangan terlalu penuh isi serokan tersebut kemudian tuang bibit/anak lele kedalam baskom sortir yang diletakan didalam baskom/drum plastik. Jentikan jari telunjuk dan ibu jari lengan kedalam air agar benih/anak lele yang berukuran lebih kecil dari ukuran 4-6 cm segera keluar dari baskom sortir karena mendengar jentikan jari sedangkan benih/anak lele yang tertinggal di baskom sortir simpan di baskom/drum plastik lainnya. Lakukan berulang-ulang sampai benih/anak lele tidak ada yang tertinggal didalam kolam, kemudian kuras dan isi kolam-kolam tersebut dengan air bersih untuk dimasukan benih/anak lele sesuai dengan ukuran yang sama dalam satu kolam nya. Jangan menaruh benih/anak lele terlampau banyak dalam satu kolam, jumlah isi benih/anak lele yang disarankan dalam satu kolam baik itu kolam berukuran 2 m x 5 m ataupun 3 m x 4 m untuk ukuran benih 3-5 cm sebanyak 5.000 ekor, sedangkan untuk benih/anak lele berukuran 4-6 cm sebanyak 4.000 ekor. Hal tersebut dilakukan agar isi kolam tidak terlampu padat yang mengakibatkan pertumbuhannya kurang pesat.
Ukuran benih/anak lele dibawah 2-3 jangan dipelihara karena kalaupun dipelihara pertumbuhannya akan sangat lambat sehingga menghabiskan biaya produksi. Agar benih/anak lele tersebut tidak mubazir maka dapat dimanfaat sebagai pakan bagi benih/anak lele yang lebih besar karena sifat dari ikan lele yang kanibal. Sedangkan benih/anak lele ukuran 3-5 dan 4-6 dapat dipelihara sampai ukuran daging/konsumsi atau dijual, karena banyak pembudidaya yang membeli benih/anak lele ukuran 3-5 dipelihara selama 3 minggu sampai berukuran 6-8 kemudian dijual kembali kepada pembudidaya lainnya yang membutuhkan benih/anak lele ukuran tersebut.
16. CAMPURAN PELET DAN CRUMBLE 2:1
Setelah tahapan penyortiran selesai dan benih/anak lele telah dimasukan kembali kedalam masing-masing kolam, pada sore hari sekitar jam 4 beri pakan seperti pada hari ke 21 sampai dengan hari ke 25 namun porsinya adalah 2 bagian pakan pellet FF.999 atau PF.1.000 dan 1 bagian pakan bubuk (Crumble) selama 3 hari.
18. SORTIR KE. 2
Hari ke 36 lakukan penyortiran ke 2, adapun tata cara penyortiran sama seperti penyortiran ke. 1 hanya baskom sortir yang berbeda, pada penyortiran ke 2 baskom sortir yang harus disediakan adalah ukuran 5-7, 6-8 dan 8-10cm karena akan banyak benih/anak lele ukuran 8-10 cm bahkan ada yang berukuran 15 cm. Setelah itu beri pakan ukuran Turbo Feed T.79-2 atau 781-2 sampai dengan hari ke 50. Jangan memisahkan benih/anak lele yang berukuran lebih besar dari pada yang lain (bongsor) untuk dijadikan calon indukan, karena syarat-syarat benih/anak lele yang dapat dijadikan indukan banyak klasifikasinya. Umumnya pembudidaya lele selalu memisahkan benih/anak lele yang “bongsor” untuk dijadikan induk, hal tersebut adalah salah besar, sehingga ketika induk tersebut memijah telur yang dihasilkan atau menetas tidak maksimal baik dalam jumlah maupun ukurannya. Demikian yang terjadi pada saat ini di kebanyakan tempat pembudidaya dan hal tersebut terjadi dikarenakan tidak berkualitas atau tidak memenuhi syarat-syarat bahan lele indukan, sehingga kwalitas dan kwantitasnya terus menurun.
Sampai dengan tahapan ini, pembudidaya sudah dapat dikatakan selesai apabila usaha yang dilakukan adalah penjualan benih/anak lele saja. Bagi pembaca/pembudidaya yang ingin memelihara benih/anak lele untuk ukuran pedaging/lele konsumsi dan dijual pada ukuran 1 kg 6-10 ekor, dapat mengikuti tahapan berikut dibawah ini. Apabila pembaca/pembudidaya yang mempunyai niat usaha pembesaran saja atau usaha lele pedaging/konsumsi, dapat memulai dari tahapan berikut, dan memulai usaha dari membeli benih lele ukuran 9-12.
19. SORTIR KE. 3
Hari ke 51 lakukan penyortiran ke 3, adapun tata cara penyortiran sama seperti penyortiran ke. 2 namun baskom sortir yang harus dipersiapkan adalah ukuran 7-9 dan 9-12. Apabila ada benih/anak lele yang berukuran lebih kecil dari 7-9, sebaiknya jangan dilanjutkan untuk dipelihara karena pertumbuhannya sudah tentu akan lambat sehingga hanya menambah beban biaya produksi.
Setelah disortir benih/anak lele dimasukan ke kolam kembali untuk dilanjutkan pemeliharaannya kearah panen lele konsumsi. Isi air kolam dengan tinggi air 40 cm dan jangan ditambah airnya selama 20 hari terkecuali surut karena penguapan. Benih yang ditanam untuk dipelihara kearah lele konsumsi sebaiknya berukuran 9-12, karena lebih cepat panen sehingga tidak terlalu lama memeliharanya dan maksimal 45 hari sudah bisa panen lele konsumsi ukuran 7 s/d 10 ekor/kg.
20. SORTIR KE. 4
Hari ke 75 lakukan peyortiran ke 4 atau terakhir, adapun tata cara peyortiran tidak sama seperti penyortiran sebelumnya karena ukuran ikan lele yang sudah mulai besar.Sarana yang harus dipersiapkan untuk sortir ke 4 yaitu, plastik terpal ukuran lebar 1 meter panjang 2 meter, papan atau balok 3 buah dengan panjang masing-masing 1 meter dan papan atau balok 2 buah dengan panjang masing-masing 2 meter, drum plastic 3 buah, slang air diameter 2 in, serokan khusus sortir lele konsumsi, bak plastic dan ember. Setelah semua peralatan tersedia, langkah selanjutnya adalah, surutkan air kolam dengan menggunakan selang hingga sisa ketinggian air didalam kolam 5 cm. Sambil menunggu air didalam kolam surut, atur/buat balok menjadi satu rangkaian dengan 2 ukuran segi empat, kemudian pasang terpal untuk meyimpan ikan lele yang telah diserok dari kolam.
Setelah air kolam surut, tangkap ikan dengan menggunakan serokan lalu simpan kedalam bak plasik, setelah bak plastic terisi ikan lele lalu tuangkan ikan tersebut ke atas rangkaian papan/balok yang telah dilapisi terpal untuk disortir (pisahkan) sesuai dengan ukuran besarnya lalu simpan kedalam drum plastic.
Setelah seluruh ikan didalam kolam ditangkap dan tidak ada yang tersisa, isi kembali kolam terbut sampai ketinggian air mencapai 40 cm, 5 s/d 10 cm merupakan air lama (sudah berwarna hijau), lalu masukan ikan sesuai dengan ukuran yang seragam ke masing-masing kolam.
Dengan telah selesainya tahapan ini maka sudah dapat diketahui kolam dan ikan yang mana yang akan dipanen terlebih dahulu karena telah diketahui besar ukuran ikan masing-masing kolam.
21. PANEN LELE KONSUMSI
Hari ke 95 adalah hari pertama panen lele konsumsi.
Tata cara panen lele konsumsi sama seperti tahapan sortir ke 4 namun pada tahapan ini bukan untuk memisahkan ukuran lele akan tetapi untuk langsung ditimbang hasilnya.
22. PEMELIHARAAN INDUK
Pemeliharaan induk atau perawatan induk amatlah penting, karena dengan induk yang sehat akan meningkatkan kwalitas maupun kwantitas dari benih lele yang dihasilkan. Agar induk lele sehat dan selalu siap memijah sesuai jadwal dari kebiasaannya di alam liar/alam aslinya, Penulis memberikan tip dan trik kepada pembudidaya ikan lele yang sangat mudah dan sederhana namun hasilnya maksimal yaitu :
a. Usahakan dasar kolam baik itu kolam tembok maupun kolam terpal tempat menyimpan induk lele, diberi tanah yang gembur setinggi 5-10 cm dari dasar kolam. Disarankan kolam tempat menyimpan induk lele adalah kolam tanah berukuran minimal 4 meter x 4 meter dan diisi sebanyak 8 pasang induk jantan dan betina.
b. Tinggi kolam antara 100-120 cm dan ketinggian air antara 50-60 cm. Tidak perlu sirkulasi keluar masuk air, cukup disiapkan saluran pembuangan dan saluran pengisian air ke kolam bila saat nya diperlukan. Beri pakan tambahan selain pakan pelet yang biasa diberikan, berupa keong mas dengan cara dicungkil/dikeluarkan daging nya atau dipecahkan cangkangnya dan daun pohon pepaya kering dari pohon pepaya yang tidak menghasilkan buah (pohon pepaya yang hanya berbunga saja). Daun pohon papaya kering yang dimakan oleh induk lele betina, selain induk lele sehat dan membuat subur dalam produktifitas telur namun dapat juga memberikan kekebalan terhadap penyakit dari anak/benih lele yang dihasilkan. Pemberian daun pepaya kering dari pohon pepaya yang tidak berbuah kami menyarankan wajib untuk dilakukan 1 minggu 1 kali sebanyak 2 -3 lembar, karena hal ini terbukti ampuh dapat membuat benih/lele kebal terhadap penyakit.
http://www.facebook.com/groups/kliniktani/doc/314489341916787/
- Usaha Pembenihan
- Pastikan benih yang anda produksi ada pembelinya.
- Pastikan indukan lele adalah jenis yang unggul dalam kwalitas maupun kwantitas dan akan memperoleh hasil yang maksimal apabila kita mengetahui bahwa indukan jantan adalah lebih tua usia nya minimal 1 minggu dari induk betina.
- Jangan memijahkan indukan (jantan & betina) dari hasil indukan yang sama.
- Kuasai tehnik pemijahan yang baik dan benar agar tidak gagal dalam memijah.
- Kuasai tehnik pemeliharaan benih agar tidak gagal panen.
- Kuasai tehnik perawatan indukan agar induk selalu siap memijah sesuai dengan kebiasaan dialam nya.
- Pastikan mudah memperoleh Cacing Sutera sebagai pakan awal benih, apabila mengalami kesulitan memperoleh cacing sutera dapat disiasati dengan menggunakan Fengli-0- yg diseduh dengan air hangat kemudian dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng.
- § Jangan menjual benih yang pada sortir ke.1 berukuran dibawah 3-4 kepada pembudidaya pembesaran karena, benih ukuran tersebut akan sangat lambat pertumbuhannya sehingga membuat “kapok” untuk membeli benih lagi kepada Anda. Agar tidak mubazir benih ukuran tersebut sebaiknya dijadikan pakan bagi ikan lele yang lebih besar (di-kanibal-kan) sehingga akan mengurangi biaya pakan.
2. Usaha Pembesaran/Lele konsumsi
- Pastikan Lele Konsumsi anda ada yang membeli/menampung hasil produksi.
- Usaha pembesaran/lele Konsumsi sebaiknya dimulai dari lele ukuran 9-12 karena akan lebih cepat dipanen.
- Ciri-ciri lele ukuran 9-12 yang cepat besar memiliki kepala dan perut yang besar sehingga terlihat buntet. Sedangkan ciri-ciri lele yang lambat pertumbuhannya akan terlihat ramping.
- Disarankan segmen/usaha pembesaran memiliki indukan sendiri minimal 1 set (8jantan+8betina) agar dapat diketahui benih yg berkualitas (KW.1 & KW.2) yang dipelihara krn lebih cepat masa pertumbuhannya dan dapat dipanen dalam waktu 100-120 hari.
- Cukup 1.000 s/d 3.000 (panen lele konsumsi 100 s/d 300 kg) ekor benih unggul yang dipelihara, sedangkan sisanya jadikan sebagai pakan tambahan untuk benih yang unggul (di-kanibal-kan).
- Benih beri pakan yang murah harganya namun baik kwalitasnya, pakan tambahan seperti tumbuhan Azolla sangat diperlukan karena dapat membantu pertumbuhan benih, mengurangi biaya pakan dan meningkatkan keuntungan.
Sebelum melakukan usaha Budidaya Lele, perlu diperhatikan beberapa langkah/tindakan yang mungkin belum pernah dijelaskan oleh pengarang/penerbit buku maupun ditempat-tempat pelatihan Lele, dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya lele, baik usaha skala kecil maupun skala besar.
Langkah/tindakan berikut ini adalah dimaksudkan selain keberhasilan secara maksimal namun dapat juga menekan biaya produksi yang cukup besar khususnya untuk usaha pembenihan.
Panduan yang dijelaskan dibawah ini adalah, uraian secara lengkap dengan kata lain dijelaskan dari A sampai Z atau urutan dari mulai persiapan awal, pemijahan, perawatan benih, perawatan induk, pemberian pakan, penyortiran sampai dengan panen benih/bibit ataupun panen lele pedaging/konsumsi. Selain itu disini dijelaskan pula secara singkat pengenalan beberapa jenis penyakit pada lele dan bagaimana cara penanganannya serta beberapa hewan dan tanaman yg menjadi penghambat bagi usaha budidaya lele.
Kami tidak menyarankan Pemijahan dengan cara lainnya selain pemijahan cara alami karena, pemijahan cara alami jauh lebih murah, mudah dan benih tidak terkontaminasi.
Adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut :
- PERSIAPAN KOLAM CACING SUTERA
- MEDIA CACING SUTERA
3. PRODUKSI KEONG MAS
Siapkan/buat kolam panjang 3 meter lebar 2 meter untuk memproduksi keong mas sebagai makanan tambahan bagi induk lele, dengan kedalaman kolam 1,5 meter dan diisi air setinggi 70 cm lalu masukan keong mas sebanyak 20 kg dan diberi pakan berupa daun talas, daun singkong (ketela batang), daun papaya, daun ubi (ketela rambat), daun dan batang pisang atau bangkai ikan. Jangan dipanen dahulu keong mas tersebut bila, belum terlihat 4 kali lipat banyak nya, biasanya akan sebanyak itu bila telah 1 bulan lamanya dipelihara.
- KOLAM PEMBENIHAN/PEMBESARAN
- PERSIAPAN KOLAM PENDEDERAN
Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian dibawah 300 meter dari permukaan laut (dpl), ketinggian permukaan air kolam minimal 30 cm. Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian 300 s/d 500 meter (dpl), ketinggian permukaan air kolam maksimal 25 cm. Untuk daerah/tempat yang berada pada ketinggian diatas 500 meter dpl, ketinggian permukaan air kolam 15-20 cm.
Jangan memberi cairan herbal atau sejenisnya kedalam kolam, karena cairan herbal menyebabkan cepat tumbuhnya cacing plankton yang berakibat akan mengganggu pertumbuhan bahkan dapat membunuh benih/anak lele yang baru menetas. Cairan herbal dapat diberikan setelah benih lele berumur 7 hari,sehingga apabila tumbuh cacing plankton akan menjadi makanan tambahan bagi benih/anak lele.
- KAKABAN DAN KOLAM PEMIJAHAN
- PERSIAPAN PEMIJAHAN
- INDUKAN SIAP MEMIJAH
- PEMINDAHAN KAKABAN
Disini adalah masa kritis antara 4-5hari bagi benih berhasil atau tidaknya dipanen dikemudian hari, Anda harus rajin setiap antara jam 7-8 pagi untuk mengontrol permukaan air kolam kalau-kalau ada induk ucrit yang bertelur, bila terlihat telurnya mengambang segera diangkat/serok agar tidak menetas.
10. PENGANGKATAN KAKABAN
Setelah 4 hari telur menetas angkat kakaban antara jam 7-8 pagi, dengan maksud agar tidak dihinggapi oleh sejenis kumbang yang biasa bertelur diatas kakaban dan bila telur nya menetas akan menjadi “UCRIT” yaitu, binatang/hama yang biasa memakan/membunuh anak Lele yang berumur antara 1 – 7 hari. Telur Ucrit bila mengambang diatas air nampak seperti bintik-bintik hitam, apabila diangkat dari permukaan air nampak seperti jeli. Selain “Ucrit” ada satu jenis hama lagi yang tidak kalah dahsyat nya membunuh benih/anak lele yaitu “Kini-kini”, kini-kini adalah telur Capung yang menetas dikolam penetasan benih/anak lele sebelum ber-metamorfosa menjadi Capung. Selanjunya apabila mengangkat kakaban lebih dari 4 hari akan mengalami kendala, karena biasa nya anak Lele setelah berumur lebih dari 4 hari akan bermain didalam atau diatas kakaban, sehingga apabila diangkat akan banyak anak Lele yang ikut terangkat. Setelah kakaban diangkat masukan daun pisang kedalam kolam berikut pelepahnya sebanyak 2-3 tangkai dengan cara terbalik menyimpan daun pisang nya sebagai pengganti kakaban karena, anak Lele yang masih berumur antara 4-10 hari masih memerlukan tempat berteduh. Apabila pembudidaya memiliki modal yang cukup, sebaiknya diatas kolam pemijahan ditutup dengan jaring dengan ukuran lubang jaring 2 mm.
- PAKAN AWAL BENIH/ANAK LELE
Apabila dirasakan sulit membuat media cacing sutera karena kendala tidak cukup lahan atau mengalami kendala karena pada waktu tertentu seperti musim hujan sulit memperoleh cacing sutera, maka benih dapat langsung diberikan pakan pellet bubuk (powder) dari semenjak hari ke 4 sampai dengan hari ke 15, seperti pada point 12 berikut ini.
12. PAKAN PELET BUBUK (POWDER)
Pada hari ke 13 sampai dengan hari ke 15, bibit/anak lele diberi pakan pelet bubuk (Powder) dengan cara, seduh dan aduk secara merata pelet bubuk dengan air hangat secukup nya jangan sampai terlalu encer, kemudian buat/bentuk pelet tersebut bulat-bulat sebesar kelereng setelah itu masukan ke kolam benih/anak lele pada tempat-tempat dimana benih/anak lele biasa berkumpul. Untuk kolam berukuran 2 meter x 5 meter atau 3 meter x 4 meter cukup diberikan sebanyak 12 butir saja. Pakan tersebut perlu dibuat seperti tersebut diatas, karena benih/anak lele pada umur tersebut masih beraktifitas/mencari makan didasar kolam. Jangan memberi pakan terlalu banyak karena apabila dalam waktu 12 jam pakan tersebut tidak habis, akan menjadi amoniak yang menyebabkan air kolam menjadi bau dan dapat menghambat pertumbuhan benih/anak lele. Apabila hal tersebut terjadi maka langkah yang harus dilakukan adalah, keluarkan air dasar kolam sampai sisa 5 cm kemudian isi lagi dengan air jernih setinggi 20 cm. Pemberian pakan tersebut cukup satu hari satu kali kira-kira jam 8 – 9 pagi.
13. PAKAN UKURAN CRUMBLE
Setelah selama 3 hari yaitu, dari hari ke 13 sampai dengan hari ke 15 diberi pakan seperti uraian diatas, pada hari ke 16 sampai dengan hari ke 20 benih/anak lele diberi pakan pelet bubuk namun lebih besar ukuranya (Crumble) dengan cara, taburi sedikit demi sedikit (menggunakan jari telunjuk,jari tengah dan ibu jari lengan) pellet bubuk (Crumble) tersebut pada permukaan air secara merata dan jangan berlebihan.
Pemberian pakan pelet bubuk (Crumble) pada awal pemberian sebaiknya dilakukan pada malam hari karena, benih/anak lele baru memulai aktifitasnya dipermukaan air ketika memasuki usia antara 10 – 12 hari, sehingga apabila diberi pakan pada malam hari akan langsung merespon/memakan pakan bubuk (Crumble) tersebut.
14. CAMPURAN CRUMBLE DAN PELET 2:1
Pada hari ke 21 sampai dengan hari ke 25, benih/anak lele diberi pakan campuran antara pakan bubuk (Crumble) dengan pakan pellet FF.999 atau PF.1000. Perbandingan campuran pakan bubuk (Crumble) dengan Pelet adalah, 2 bagian pakan bubuk (Crumble) dan 1 bagian pakan pelet FF.999 atau PF.1000. (2:1).
15. SORTIR KE. 1
Hari ke 26 adalah sortir pertama yang bertujuan untuk memisahkan ataupun mendapatkan ukuran yang sama benih/anak lele dalam satu kolam. Waktu penyortiran yang baik adalah pada pukul 7-8 pagi hari. Dalam sortir pertama benih/anak lele memiliki ukuran beragam dari mulai ukuran lebih kecil dari 2-3 3-5 sampai dengan 4-6. Sebelum melakukan penyortiran, ada beberapa langkah atau perlu dipersiapkan yaitu, Surutkan air kolam sampai dengan sisa air didalam kolam 5 cm lalu siapkan baskom/drum plastic sebanyak yang diperlukan dan telah diisi air bersih berikut baskom sortir ukuran 4-6 dan serokan. Setelah air didalam kolam surut, serok bibit/anak lele dan jangan terlalu penuh isi serokan tersebut kemudian tuang bibit/anak lele kedalam baskom sortir yang diletakan didalam baskom/drum plastik. Jentikan jari telunjuk dan ibu jari lengan kedalam air agar benih/anak lele yang berukuran lebih kecil dari ukuran 4-6 cm segera keluar dari baskom sortir karena mendengar jentikan jari sedangkan benih/anak lele yang tertinggal di baskom sortir simpan di baskom/drum plastik lainnya. Lakukan berulang-ulang sampai benih/anak lele tidak ada yang tertinggal didalam kolam, kemudian kuras dan isi kolam-kolam tersebut dengan air bersih untuk dimasukan benih/anak lele sesuai dengan ukuran yang sama dalam satu kolam nya. Jangan menaruh benih/anak lele terlampau banyak dalam satu kolam, jumlah isi benih/anak lele yang disarankan dalam satu kolam baik itu kolam berukuran 2 m x 5 m ataupun 3 m x 4 m untuk ukuran benih 3-5 cm sebanyak 5.000 ekor, sedangkan untuk benih/anak lele berukuran 4-6 cm sebanyak 4.000 ekor. Hal tersebut dilakukan agar isi kolam tidak terlampu padat yang mengakibatkan pertumbuhannya kurang pesat.
Ukuran benih/anak lele dibawah 2-3 jangan dipelihara karena kalaupun dipelihara pertumbuhannya akan sangat lambat sehingga menghabiskan biaya produksi. Agar benih/anak lele tersebut tidak mubazir maka dapat dimanfaat sebagai pakan bagi benih/anak lele yang lebih besar karena sifat dari ikan lele yang kanibal. Sedangkan benih/anak lele ukuran 3-5 dan 4-6 dapat dipelihara sampai ukuran daging/konsumsi atau dijual, karena banyak pembudidaya yang membeli benih/anak lele ukuran 3-5 dipelihara selama 3 minggu sampai berukuran 6-8 kemudian dijual kembali kepada pembudidaya lainnya yang membutuhkan benih/anak lele ukuran tersebut.
16. CAMPURAN PELET DAN CRUMBLE 2:1
Setelah tahapan penyortiran selesai dan benih/anak lele telah dimasukan kembali kedalam masing-masing kolam, pada sore hari sekitar jam 4 beri pakan seperti pada hari ke 21 sampai dengan hari ke 25 namun porsinya adalah 2 bagian pakan pellet FF.999 atau PF.1.000 dan 1 bagian pakan bubuk (Crumble) selama 3 hari.
- PAKAN TANPA CAMPURAN
18. SORTIR KE. 2
Hari ke 36 lakukan penyortiran ke 2, adapun tata cara penyortiran sama seperti penyortiran ke. 1 hanya baskom sortir yang berbeda, pada penyortiran ke 2 baskom sortir yang harus disediakan adalah ukuran 5-7, 6-8 dan 8-10cm karena akan banyak benih/anak lele ukuran 8-10 cm bahkan ada yang berukuran 15 cm. Setelah itu beri pakan ukuran Turbo Feed T.79-2 atau 781-2 sampai dengan hari ke 50. Jangan memisahkan benih/anak lele yang berukuran lebih besar dari pada yang lain (bongsor) untuk dijadikan calon indukan, karena syarat-syarat benih/anak lele yang dapat dijadikan indukan banyak klasifikasinya. Umumnya pembudidaya lele selalu memisahkan benih/anak lele yang “bongsor” untuk dijadikan induk, hal tersebut adalah salah besar, sehingga ketika induk tersebut memijah telur yang dihasilkan atau menetas tidak maksimal baik dalam jumlah maupun ukurannya. Demikian yang terjadi pada saat ini di kebanyakan tempat pembudidaya dan hal tersebut terjadi dikarenakan tidak berkualitas atau tidak memenuhi syarat-syarat bahan lele indukan, sehingga kwalitas dan kwantitasnya terus menurun.
Sampai dengan tahapan ini, pembudidaya sudah dapat dikatakan selesai apabila usaha yang dilakukan adalah penjualan benih/anak lele saja. Bagi pembaca/pembudidaya yang ingin memelihara benih/anak lele untuk ukuran pedaging/lele konsumsi dan dijual pada ukuran 1 kg 6-10 ekor, dapat mengikuti tahapan berikut dibawah ini. Apabila pembaca/pembudidaya yang mempunyai niat usaha pembesaran saja atau usaha lele pedaging/konsumsi, dapat memulai dari tahapan berikut, dan memulai usaha dari membeli benih lele ukuran 9-12.
19. SORTIR KE. 3
Hari ke 51 lakukan penyortiran ke 3, adapun tata cara penyortiran sama seperti penyortiran ke. 2 namun baskom sortir yang harus dipersiapkan adalah ukuran 7-9 dan 9-12. Apabila ada benih/anak lele yang berukuran lebih kecil dari 7-9, sebaiknya jangan dilanjutkan untuk dipelihara karena pertumbuhannya sudah tentu akan lambat sehingga hanya menambah beban biaya produksi.
Setelah disortir benih/anak lele dimasukan ke kolam kembali untuk dilanjutkan pemeliharaannya kearah panen lele konsumsi. Isi air kolam dengan tinggi air 40 cm dan jangan ditambah airnya selama 20 hari terkecuali surut karena penguapan. Benih yang ditanam untuk dipelihara kearah lele konsumsi sebaiknya berukuran 9-12, karena lebih cepat panen sehingga tidak terlalu lama memeliharanya dan maksimal 45 hari sudah bisa panen lele konsumsi ukuran 7 s/d 10 ekor/kg.
20. SORTIR KE. 4
Hari ke 75 lakukan peyortiran ke 4 atau terakhir, adapun tata cara peyortiran tidak sama seperti penyortiran sebelumnya karena ukuran ikan lele yang sudah mulai besar.Sarana yang harus dipersiapkan untuk sortir ke 4 yaitu, plastik terpal ukuran lebar 1 meter panjang 2 meter, papan atau balok 3 buah dengan panjang masing-masing 1 meter dan papan atau balok 2 buah dengan panjang masing-masing 2 meter, drum plastic 3 buah, slang air diameter 2 in, serokan khusus sortir lele konsumsi, bak plastic dan ember. Setelah semua peralatan tersedia, langkah selanjutnya adalah, surutkan air kolam dengan menggunakan selang hingga sisa ketinggian air didalam kolam 5 cm. Sambil menunggu air didalam kolam surut, atur/buat balok menjadi satu rangkaian dengan 2 ukuran segi empat, kemudian pasang terpal untuk meyimpan ikan lele yang telah diserok dari kolam.
Setelah air kolam surut, tangkap ikan dengan menggunakan serokan lalu simpan kedalam bak plasik, setelah bak plastic terisi ikan lele lalu tuangkan ikan tersebut ke atas rangkaian papan/balok yang telah dilapisi terpal untuk disortir (pisahkan) sesuai dengan ukuran besarnya lalu simpan kedalam drum plastic.
Setelah seluruh ikan didalam kolam ditangkap dan tidak ada yang tersisa, isi kembali kolam terbut sampai ketinggian air mencapai 40 cm, 5 s/d 10 cm merupakan air lama (sudah berwarna hijau), lalu masukan ikan sesuai dengan ukuran yang seragam ke masing-masing kolam.
Dengan telah selesainya tahapan ini maka sudah dapat diketahui kolam dan ikan yang mana yang akan dipanen terlebih dahulu karena telah diketahui besar ukuran ikan masing-masing kolam.
21. PANEN LELE KONSUMSI
Hari ke 95 adalah hari pertama panen lele konsumsi.
Tata cara panen lele konsumsi sama seperti tahapan sortir ke 4 namun pada tahapan ini bukan untuk memisahkan ukuran lele akan tetapi untuk langsung ditimbang hasilnya.
22. PEMELIHARAAN INDUK
Pemeliharaan induk atau perawatan induk amatlah penting, karena dengan induk yang sehat akan meningkatkan kwalitas maupun kwantitas dari benih lele yang dihasilkan. Agar induk lele sehat dan selalu siap memijah sesuai jadwal dari kebiasaannya di alam liar/alam aslinya, Penulis memberikan tip dan trik kepada pembudidaya ikan lele yang sangat mudah dan sederhana namun hasilnya maksimal yaitu :
a. Usahakan dasar kolam baik itu kolam tembok maupun kolam terpal tempat menyimpan induk lele, diberi tanah yang gembur setinggi 5-10 cm dari dasar kolam. Disarankan kolam tempat menyimpan induk lele adalah kolam tanah berukuran minimal 4 meter x 4 meter dan diisi sebanyak 8 pasang induk jantan dan betina.
b. Tinggi kolam antara 100-120 cm dan ketinggian air antara 50-60 cm. Tidak perlu sirkulasi keluar masuk air, cukup disiapkan saluran pembuangan dan saluran pengisian air ke kolam bila saat nya diperlukan. Beri pakan tambahan selain pakan pelet yang biasa diberikan, berupa keong mas dengan cara dicungkil/dikeluarkan daging nya atau dipecahkan cangkangnya dan daun pohon pepaya kering dari pohon pepaya yang tidak menghasilkan buah (pohon pepaya yang hanya berbunga saja). Daun pohon papaya kering yang dimakan oleh induk lele betina, selain induk lele sehat dan membuat subur dalam produktifitas telur namun dapat juga memberikan kekebalan terhadap penyakit dari anak/benih lele yang dihasilkan. Pemberian daun pepaya kering dari pohon pepaya yang tidak berbuah kami menyarankan wajib untuk dilakukan 1 minggu 1 kali sebanyak 2 -3 lembar, karena hal ini terbukti ampuh dapat membuat benih/lele kebal terhadap penyakit.
http://www.facebook.com/groups/kliniktani/doc/314489341916787/